AHLAN WA SAHLAN

AHLAN WA SAHLAN
http://wadahislamSMKB.blogspot,com

Saturday, April 24, 2010

Wasiat buat pemuda Islam


Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan.

Dipersembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

Memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya.

Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya.

Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.
Antaranya ..........

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah sentiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahawa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terdetik di hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengikut) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.

10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk solat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa uzur syar’i sebab engkau akan berdosa kerananya.

18. Tegakkanlah solat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak zikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22. Hadirilah majlis-majlis zikir karena majlis zikir termasuk taman surga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengaburi pandangan, kerana pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutera dan emas kerana keduanya diharamkan bagi lelaki.

26. Janganlah engkau menyerupai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai lelaki

27. Biarkanlah janggutmu kerana Rasulullah: “Cukurlah misai dan panjangkanlah janggut.” (Riwayat : Bukhari Dan Muslim)

28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu dimakbulkan

29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.

30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

33. Hati-hatilah dari memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah kerana Allah akan murka kepadamu.

35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.

36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.
“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)

37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta sabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41. Wajib bagimua untuk silaturrahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang solih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

45. Wajib bagimu untuk duduk bermajlis dengan orang solih dan hati-hatilah dari bermajlis dengan orang-orang yang jahil.

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.

48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.

49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.

52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk haiwan dan benda mati.

53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan orang lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.

54. Hati-hatilah dari memfitnah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi perbalahan di antara mereka.

55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.

56. Janganlah engkau mengugut, menakuti dan menyakiti sesama muslim.

57. Wajib bagimu melakukan islah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.

58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.

60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.

61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.

62. Janganlah menghina orang lain kerana tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.

63. Janganlah mendatangi dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.

64. Janganlah menggambar gambar manuasia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras azabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.

65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

66. Doakanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"

67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.

69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .

70. Takutlah kepada azab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

71. Bersabarlah dari segala musibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikmatan yang ada.

72. Perbanyaklah melakukan amal solih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.

73. Mohonlah syurga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.

74. Perbanyaklah mengucapkan selawat dan salam kepada Rasulullah.

Selawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.

(Diterjemahkan dari buletin berjudul 75 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim Riyadl-KSA oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)

Aku mahu tinggalkan dunia dalam sujud ku...



SUATU malam ketika aku sedang nyenyak tidur tiba-tiba aku melihat seolah-olah ayahanda menjelma di hadapanku. Perasaan kasih pada ayahanda tidak dapat ditahan-tahankan lagi, lalu aku berteriak:
"Ayah... sudah lama tiada berita dari langit sejak ayahanda tiada!"Waktu itu aku terlalu rindu setelah beberapa hari ayahanda wafat. Ketika aku sedang memanggil-manggil ayahanda, muncul pula para malaikat bersaf-saf lantas menarik tanganku, membawa aku naik ke langit.

Apabila aku mendongak temampaklah istana-istana indah yang dikelilingi taman-taman pawana serta anak-anak sungai mengalir saujana mata memandang.

Keindahan istana demi istana dan taman demi taman berjajaran di hadapan mata begitu mengasyikkan. Dari celahan pintu-pintu istana tersebut menjelmalah para bidadari seolah-olah patung bernyawa yang sangat jelita, sentiasa tersenyum dan bergelak ketawa. Bidadari itu berkata kepadaku: "Selamat datang wahai makhluk yang diciptakan syurga untuknya, dan kerana ayahanda kamu, kami diciptakan..."

Malaikat itu terus membawa aku naik ke langit seterusnya sehingga memasuki sebuah tempat yang dipenuhi istana-istana yang lebih indah daripada sebelumnya. Cahayanya bergemerlapan.

Dalam setiap istana itu terdapat rumah-rumah berisi pelbagai perhiasan indah yang belum pernah dilihat mata, tidak terdengar di telinga dan tidak pernah tersirat di hati. Penghuni istana-istana ini sentiasa bergembira, bergelak ketawa dan ceria. Di istana itu terdapat pelbagai kain sutera nipis dan tebal. Juga terdapat selimut-selimut daripada sutera dengan pelbagai warna dan corak.

Di atas rak-rak kelihatan pelbagai jenis gelas diperbuat daripada emas dan perak yang sungguh menawan. Pelbagai jenis hidangan makanan, buah-buahan serta air minuman yang lazat dan enak tersedia untuk dimakan. Pemandangan di taman-taman pula sungguh memukau dengan aliran sungai yang warnanya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu dan baunya lebih semerbak daripada kesturi.

Aku yang kehairanan dan takjub lantas bertanya: "Untuk siapakah tempat-tempat indah sebegini dicipta? Apa nama sungai-sungai yang harum mewangi ini?"

Malaikat-malaikat itu menjawab:
"Tempat ini adalah Firdaus, tempat paling tinggi dan tiada lagi syurga di atasnya. Syurga Firdaus ini khas untuk singgahsana ayahandamu, semua rasul, nabi, para syuhada dan syiddiqun yang dicintai Allah. Sungai ini bernama al-Kautsar yang telah Allah janjikan kepada ayahandamu."
Aku bertanya lagi: "Di mana ayahandaku?"
Malaikat-malaikat menjawab: "Sebentar lagi ayahandamu akan datang menjemputmu!"

Tidak lama kemudian aku ternampak istana-istana yang sangat putih dan permaidani yang tersangat indah. Tiba-tiba aku sudah berada di atas permaidani yang terbentang di atas singgahsana. Aku ternampak ayahandaku sedang berehat di atas singgahsana tersebut dikelilingi sekelompok orang yang tidak dikenali. Ayahanda menarik tanganku dan mencium dahiku berkali-kali.

Ayahanda berkata: "Selamat datang wahai puteriku!"
Lalu ayahanda meletakkan aku di atas pangkuannya dan berkata lagi:
"Wahai puteriku, tidakkah engkau lihat apa yang telah dijanjikan Allah kepadamu dan yang akan engkau perolehi?"
Ayahanda menunjukkan istana-istana yang disaluti bermacam-macam hiasan yang indah menawan serta berkilau-kilauan, saujana mata memandang. Ayahanda berkata: "Inilah tempat tinggalmu, kediaman suamimu, kedua-dua anakmu serta orang-orang yang mencintaimu dan mencintai mereka. Bergembiralah... engkau akan mengikut ayahanda datang ke sini beberapa hari lagi..."

Aku berkata: "Kalau begitu senanglah hatiku dan bertambah rindu pada ayahanda."

Selepas berjumpa beberapa ketika dengan ayahanda, aku terjaga. Tubuhku menggigil dan terasa takut yang amat sangat. Aku masih teringat-ingat bisikan ayahanda. Aku akan mengikut langkah ayahanda beberapa hari lagi. Aku masih ingat ayahanda berkata perkara yang sama sebelum wafat. Ayahanda pernah membisikkan bahawa akulah orang pertama yang menyahut panggilan Ilahi selepasnya.

Sejak hari ayahanda wafat lagi aku selalu menangis dan bersedih. Perasaan sedih makin terasa selepas bermimpi bertemu ayahanda. Aku tahu tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia fana ini untuk bersama ayahanda tercinta di akhirat yang kekal, aman dan sentosa.

Aku menceritakan mimpi tersebut pada suamiku dan juga pembantuku Asma binti Umays. Aku beritahu saat ajal hampir tiba. Asma menunjukkan pelepah kurma basah untuk membuat usungan seperti yang dilihat dibuat di Habshah.
Aku tersenyum apabila melihat keranda itu. Aku berwasiat supaya jenazahku nanti dikebumikan pada malam hari agar tiada seorang pun yang marah apabila melihat jenazahku. Aku juga meminta suamiku supaya menikahi Umamah, saudara perempuanku. Umamah menyayangi anakku seperti aku menyayangi mereka.

Setelah merasa saat ajal hampir tiba aku membawa dua orang anakku menziarah makam ayahanda. Tubuhku terasa sangat lemah untuk memijak. Tapi aku gagahi juga untuk bersembahyang dua rakaat antara mimbar dan makam ayahanda.

Tidak lama lagi jasadku akan berpisah dengan roh. Aku akan meninggalkan dua puteraku. Lalu aku peluk dan cium kedua-duanya bertubi-tubi. Sayang, ibumu terpaksa pergi dulu...

Selamat tinggal sayangku, puteraku dan suami tercinta. Biarlah aku menghadap Ilahi tanpa tangisan sesiapa. Aku tidak sanggup melihat tangisan puteraku dan suamiku. Biarlah mereka berada di sisi makam ayahanda dan suamiku bersembahyang. Kalau boleh aku mahu tinggalkan dunia ini dalam bersujud pada Ilahi.

Aku terus meninggalkan dua puteraku dan membiarkan suamiku bersembahyang di masjid. Aku mengambil ramuan hanuth, sejenis pengawet mayat yang ayahandaku biasa gunakan. Aku siramkan air ramuan itu ke seluruh tubuhku. Kemudian aku memakai kain sisa kapan ayahandaku. Selepas itu sekali lagi aku memanggil Asma binti Umays yang sentiasa mengurus dan merawatku.

Pada Asma aku berpesan, "Wahai Asma, perhatikanlah aku. Sekarang aku hendak masuk ke rumah membaringkan tubuhku sekejap. Jika aku tidak keluar, panggillah aku tiga kali dan aku akan menjawab panggilanmu. Tetapi jika aku tidak menjawab, ketahuilah aku telah mengikut jejak langkah ayahandaku!"

Setelah sejam berlalu, Asma memanggil-manggil nama wanita itu tetapi tiada sebarang jawapan. Ketika penjaga itu masuk, dia terkejut apabila melihat wanita kurus cengkung itu meninggal dunia dalam sujudnya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun...

***********
Aku dalam cerita di atas ialah Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah dengan isteri pertamanya Siti Khadijah. Fatimah meninggal dunia dalam usia 28 tahun setelah 40 hari Rasulullah s,a.w. wafat dan jenazahnya dimakamkan di perkuburan Baqi' di Madinah. Masih adakah wanita solehah seperti Fatimah di zaman moden ini?

Sumber: Mastika, Mei 2006

Thursday, April 22, 2010

Jenis-jenis Sujud

JENIS-JENIS SUJUD

1. Sujud Tilawah

Apabila seseorang membaca ayat-ayat suci al-Quran, dia akan bertemu dengan beberapa ayat yang disunatkan sujud satu kali. Sujud ini dinamakan sujud tilawah.

Do’a yang dibaca di dalam sujud tilawah ialah;

سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِى خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ

فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

“ Telah sujudlah mukaku kepada Tuhan yang telah menciptakannya, telah dibelah pendengarannya dan penglihatannya dengan dayaupaya dan kekuatanNya. Maka Maha Tinggi ALlah, Dialah Pencipta yang sebaik-baiknya”.

Adapun syarat-syarat sujud tilawah itu ialah:

1. Suci daripada segala najis di badan, pakaian dan tempat.

2. Menutup aurat.

3. Menghadap kiblat.

4. Masuk waktu sujud.

Sujud tilawah boleh dikerjakan dalam sembahyang atau luar sembahyang apabila sampai ke akhir ayat tersebut. Ianya boleh dikerjakan kerana membaca ayat itu sendiri atau didengari dari bacaan orang lain. Kalau didengari dari orang lain, sedangkan beliau dalam sembahyang maka tidaklah diharuskan untuk sujud tilawah.

Manakala sujud tilawah bagi orang yang tidak dalam sembahyang adalah seperti berikut:

1. Meniatkan sujud untuk tilawah

2. Membaca takbir al-Ihram

3. Satu kali sujud seperti dalam solat.

4. Memberi salam setelah selesai sujud sepeti dalam solat.

Surah-surah yang mengandungi ayat-ayat “sujud” ialah

· Surah ar-A’raf ayat 206 - Surah an-Nahl ayat 49

· Surah ar-Ra’d ayat 15 - Surah al-Isra’ ayat 109

· Surah Maryam ayat 58 - Surah al-Hajj ayat 18

· Surah al-Furqan ayat 60 - Surah an-Naml ayat 26

· Surah Alif Lam Tanzil ayat 15 - Surah as-Shad ayat 24

· Surah Hamim As-Sajadah ayat 38 - Surah an-Najm ayat 62

· Surah al-Insyiqaq ayat 21 - Surah al-‘Alaq ayat 19

Bagi ayat “sajadah” anda akan bertemu di tepi halaman mashaf tertulis kalimah [ as-Sajadah - اَلسَّجَدَة ]

Bila sampai ke tempat itu, seperti ayat وَهُمْ لايَسْتَكْبِرُونَ maka kita hendaklah sujud. Kalau dalam sembahyang maka kita hendaklah turun untuk sujud sambil bertakbir tanpa rukuk. Sampai di tempat sujud maka bacalah doa tersebut di atas. Kemudian bangkit semula untuk menyambung bacaan tadi.

2. Sujud Sahwi

Ianya berlaku dalam sembahyang kerana berlaku perkara-perkara berikut:

a- Kerana tertinggal tasyahud awal.

b- Kerana ragu dalam bilangan rakaat.

c- Kerana tertinggal qunut waktu subuh.

d- Kerana tertinggal selawat ke atas Nabi saw dalam tasyahud awal dan qunut, serta selawat ke atas keluarga Nabi Muhammad saw dalam tasyahud akhir dan qunut.

Bacaan ketika sujud sahwi ialah sebagaimana solat biasa. Ada yang membaca,

سُبْحَانَ مَنْ لاَّيَنَامُ وَلاَيَسْهُو

“ Maha Suci Dia Yang tidak tidur dan lalai “

3. Sujud Syukur.

Bila seseorang mendapat nikmat atau terlepas daripada bala bencana.

Syarat-syaratnya ialah:

a- Berniat untuk sujud

b- Membaca takbir al-ihram

c- Satu kali sujud

d- Memberi salam.

Azab tinggalkan solat

12 AZAB KERANA TINGGAL SOLAT

Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda : "Barangsiapa yang mengabaikan solat secara berjemaah maka Allah s.w.t. akan mengenakan 12 tindakan yang merbahaya ke atasnya.

Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :

· Allah s.w.t. akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
· Allah s.w.t. mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.
· Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :

· Ruh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.
· Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar.
· Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.

Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :

· Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.
· Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
· Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).

Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :

· Hisab ke atasnya menjadi sangat berat.
· Allah s.w.t. sangat murka kepadanya.
· Allah s.w.t. akan menyiksanya dengan api neraka.

Semoga kita tidak tergolong di antara mereka yang meninggalkan solat kerana kita telah mendapat ilmu tentangnya.

Saturday, April 17, 2010

Bab 1 : Layanan Baik Kepada Orang Bukan Islam

Nota ..........

INTISARI AYAT :

  • Orang yang beriman wajib memberi perlindungan kepada orang bukan Islam.
  • Tujuannya – menerangkan ajaran Islam kepada mereka.
  • Selesai perlindungan, orang itu hendaklah dihantar ke tempat yang aman.
KEPENTINGAN MEMBERI LAYANAN BAIK KEPADA ORANG BUKAN ISLAM

  • Mewujudkan keharmonian dalam kehidupan.
  • Menunjukkan contoh teladan yang baik dan berusaha menyampaikan Islam dengan cara yang sesuai.
  • Bergaul dengan cara yang baik dan tidak bertindak kasar dengan mereka.
  • Menjaga hubungan baik dengan mereka.
  • Menganjurkan sesi perbincangan dengan orang bukan Islam tentang Islam.
KESAN PEPERANGAN
  • Kehilangan nyawa & kemusnahan harta.
  • Kemajuan terbantut & prasarana pendidikan tidak dapat disediakan.
  • Ekonomi Negara akan hancur & perlu masa yang lama untuk memulihkannya kembali.
KESAN KEDAMAIAN
  • Rakyat hidup selesa.
  • Tumpuan dapat diberikan kepada pembangunan negara.
  • Ekonomi kukuh & prasarana pendidikan berjalan lancar.
  • Memudahkan perkembangan dakwah Islamiah.

PENGAJARAN AYAT

  • Kita wajib mengekalkan keamanan yang sedang dinikmati sekarang.
  • Umat Islam wajib menunjukkan teladan yang baik kepada orang bukan Islam.

HUKUM BACAAN BAGI :

  • Basmalah Sunat setiap awal Surah kecuali Surah Taubah
  • Istia’zah Sunat Muakkad setiap kali hendak memulakan bacaan al-Quran.

Tuesday, April 13, 2010

Konsep 6 Rukun Iman

APA DIA RUKUN IMAN :

Dalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama kepada akidah. Iman ialah perkataan Arab yang bererti percaya yang merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah berdasarkan sebuah hadis yang bermaksud:

“Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan beramal dengan anggota”. (al-Hadis) Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah swt, namun dapat diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan.

Iman tidak pernah berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai dan secocok dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.

Firman Allah swt yang bermaksud: “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah swt dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu”. (al-Hujuraat 49:15)

Firman Allah swt lagi yang bermaksud:“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu apabila disebut nama Allah swt maka terasa gerunlah hati mereka dan apabila dibaca kepada mereka ayat-ayat Allah swt, bertambahlah iman mereka dan kepada tuhan sahaja mereka bertawakkal. Mereka mendirikan solat, membelanjakan daripada apa yang kami beri rezki kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya”. (al-Anfal 8:2-4) Perkara yang menjadi asas atau pokok keimanan dalam Islam juga dikenali sebagai rukun-rukun Iman iaitu sebanyak enam perkara:

  • Pertama: Beriman kepada Allah swt.
  • Kedua: Beriman kepada Malaikat.
  • Ketiga: Beriman kepada kitab-kitab.
  • Keempat: Beriman kepada Rasul-Rasul.
  • Kelima: Beriman kepada Hari Kiamat.
  • Keenam: Beriman kepada Qada” dan Qadar.

Sebagaimana firman Allah swt yang bermaksud:“Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya dan Rasul-RasulNya.” (al-Baqarah 2:285) Juga sabda Nabi saw yang bermaksud: “Iman itu ialah kamu beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya, Rasul-RasulNya, Hari Akhirat, Qadar baik dan buruk”. (Riwayat Muslim)


KERAGUAN TERHADAP IMAN & RUKUN IMAN :

Keraguan tentang iman dan rukun Islam boleh berlaku melalui empat bentuk sepertimana yang diperjelaskan oleh ulama’ iaitu;

1. Jahil; iaitu seseorang yang tidak tahu tentang satu atau banyak perkara mengenai persoalan iman maka ia diistilahkan sebagai seorang yang jahil.

2. Syak; iaitu antara keyakinan dan keraguan yang boleh juga diukur melalui peratusan iaitu antara 50% yakin dan 50% keraguan.

3. Zan; iaitu yang diistilahkan sebagai kuat anggapan juga boleh dinisbahkan kepada 75% keyakinan dan 25% keraguan.

4. Waham; iaitu yang boleh dinisbahkan kepada 25% keyakinan dan 75% keraguan.

Daripada pembahagian kadar keraguan dan keyakinan seperti yang diperjelaskan di atas, bolehlah kita membuat kesimpulan bahawa apabila persolan iman seseorang itu diselami oleh perasaan jahil, syak, zan atau waham bermakna ia belum lagi boleh dikategorikan sebagai seorang yang beriman.

Sebaliknya, seseorang yang mengucapkan dua kalimah syahadah disertai dengan cahaya keyakinan yang seratus peratus tanpa dicelahi oleh oleh mana-mana satu daripada keempat-empat bentuk keraguan diatas barulah ianya boleh dikatakan seorang yang beriman. Oleh itu, seseorang itu akan tidak akan merasakan kelazatan iman (HALAWATUL IMAN) tanpa diresapi oleh sifat-sifat yang tertentu di dalam dirinya iaitu;

- Tidak ada sesuatu yang yang lebih dicintainya daripada Allah dan juga Rasul-Nya.

- Menyintai sesuatu hanya kerana Allah.

- Takut berbalik daripada keimanan kepada kekufuran sepertimana ia takut dimasukkan ke dalam api neraka.

Nikmat keimanan yang dirasai oleh orang yang merasai kelazatan iman akan terpancar melalui amalannya. Maka seseorang yang telah pun merasai kelazatan iman tersebut tidak akan takut untuk menuturkan atau melafazkan perkara yang benar dan juga tidak akan sama sekali berdusta walaupun ketika ia menghadapi saat-saat kesulitan. Selain daripada itu, ia juga menyakini tentang segala ketentuan itu adalah dari Allah yang tidak dapat dihindarkan oleh kita yang bersifat makhluk-Nya.

PERINGKAT-PERINGKAT IMAN :

Iman itu boleh bertambah dan berkurang. Malah iman seseorang boleh dihinggapi penyakit. Ada Iman sentiasa bertambah iaitu Iman para Nabi dan Rasul. Ada Iman yang tidak bertambah atau berkurang iaitu Iman para Malaikat. Ada Iman yang kadang-kadang bertambah dan ada ketikanya menurun iaitu Iman kebanyakan orang mukmin. Terdapat juga jenis Iman yang jarang-jarang bertambah tetapi banyak menurun iaitu Iman orang-orang yang fasik lagi jahat.

Iman terbahagi kepada lima peringkat:

  • Iman Taqlid iaitu Iman ikutan. Orang yang beriman secara taqlid beramal semata-mata mengikut orang lain. Iman jenis ini merbahaya dan terdedah kepada kesesatan.
  • Iman Ilmu iaitu Iman yang berdasarkan semata-mata kepada ilmu dan fikiran semata-mata dan ia tidak terpahat di dalam hati. Iman pada tahap ini juga terdedah kepada bahaya dan penyelewengan.
  • Iman A’yan iaitu Iman yang dapat dihayati sehingga ke lubuk hati. Iman pada tahap ini dimiliki oleh orang-orang soleh. Seseorang yang beriman pada tahap ini amalannya bertolak dari hati yang ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Iman kita juga sekurang-kurangnya berada pada tahap ini.
  • Iman Hak iaitu Iman yang hakiki yang terlepas dari godaan nafsu dan syaitan. Iman pada tahap ini dimiliki oleh golongan muqarrabin.
  • Iman Hakikat iaitu Iman peringkat yang paling tinggi yang boleh dicapai oleh manusia. Mereka yang memiliki Iman pada tahap ini hidup semata-mata untuk Allah swt.

HUBUNGAN IMAN DAN ISLAM :

Iman dengan makna tasdiq juga dinamakan akidah di mana rahsianya tidak diketahui sesiapa melainkan orang berkenaan dan Allah swt. Namun demikian manusia mempunyai sifat-sifat lahiriah yang dapat dilihat melalui tingkah laku manusia sama ada melalui percakapan atau perbuatan. Inilah yang menjadi ukuran keimanan seseorang.

Adapun segala yang tersirat di dalam hatinya terserah kepada Allah swt. Iman yang melahirkan penyerahan diri kepada Allah itu juga disebut sebagai Islam. Ini bermaksud seseorang yang beriman hendaklah menyerah diri kepada Allah swt dengan menerima segala hukum dan syariat yang diturunkan Ilahi.

Penyerahan dan penerimaan ini berlaku dengan dua perkara iaitu:-

(i) Dengan kepercayaan dan pegangan hati yang dinamakan Iman (akidah)

(ii) Melalui sifat-sifat lahiriah iaitu melalui perkataan dan perbuatan (amalan) dinamakan Islam. Nabi Muhammad saw telah juga menunjukkan penggunaan kalimah Iman dalam pengertian amal sebagaimana sabdanya yang bermaksud : “Iman terbahagi lebih enam puluh bahagian, yang paling tinggi ialah mengucap kalimah “Lailahaillallah” dan yang paling rendah ialah membuang benda-benda yang boleh menyakitkan orang di jalan”. (Riwayat Muslim) Oleh yang demikian jelas di sini Iman dan Islam mempunyai hubungan yang rapat dan tidak mungkin dipisahkan.

Islam umpama pohon, sementara Iman umpama akar pepohon kayu. Kesuburan dan kekuatan akar pokok tersebut dapat dilihat dengan kesuburan pokok pada daun, ranting dan dahannya.

Dalam menjelaskan tentang hubungan Iman dan Islam ini kita petik sebuah hadis sabda Nabi saw kepada rombongan Abdul Qias yang bermaksud: “Aku menyuruh kamu beriman kepada Allah swt yang Maha Esa. Apakah kamu mengerti apa dia yang dikatakan beriman kepada Allah swt yang Maha Esa “. Iaitu penyaksian bahawa tiada tuhan yang disembah melainkan Allah swt yang Maha Esa, tiada sekutu baginya, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat dan menunaikan satu perlima daripada harta rampasan perang”. (Muttafaqun ‘alaih)

Hadis di atas menjelaskan betapa adanya hubungan yang erat di antara iman dan Islam di mana Islam itu menjadi salah satu daripada perinsip Iman dan Iman pula dilahirkan melalui Islam secara amali, dengan iqrar syahadah dan melaksanakan hukum syariat dalam segala amalan. Sekiranya berlaku iqrar syahadah dan menunaikan fardhu sedangkan hatinya tidak yakin atau tidak percaya serta ragu-ragu terhadap hukum hakam Allah swt maka seseorang itu dihukum tidak beriman walaupun masih dinamakan Islam sebagaimana yang berlaku kepada sesetengah orang-orang Badwi di zaman Rasulullah saw.

Firman Allah swt yang bermaksud:“Orang Arab berkata: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Kamu belum beriman’ (janganlah berkata demikian, sementara Iman belum lagi meresap masuk ke dalam hati kamu) berkatalah sahaja: ‘Kami telah Islam’”. (al-Hujuraat 49:14)

Kesimpulannya :

Iman itu melambangkan sesuatu yang batin sementara Islam melambangkan sesuatu yang zahir. Oleh itu iman dan Islam tidak boleh dipisahkan. Islam umpama pokok sementara Iman umpama akar. Ibadat solat merupakan batang kepada pokok itu sementara beriman kepada Allah swt merupakan akar tunjangnya di mana ia menjadi teras keimanan seseorang. Pemisahan Iman dan Islam samalah kita memisahkan pokok dari akarnya.

Related Posts with Thumbnails