AHLAN WA SAHLAN

AHLAN WA SAHLAN
http://wadahislamSMKB.blogspot,com

Wednesday, May 5, 2010

KEMATIAN ITU……………….

KEMATIAN adalah suatu yang tidak bisa dimungkiri dan dihindari bagi setiap makhluk Allah SWT, dan siapa pun tidak bisa menghindar atas kedatangannya. Sebagaimana disebut dalam Alquran, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Q.S. Ali Imran [3]: 185)

Firman Allah SWT tersebut dengan tegas mengingatkan kita bahwa kita sebagai makhluk ciptaan-Nya akan berhadapan dengan namanya kematian. Kita hidup di dunia tiada yang kekal, dan kita akan melangkah kepada kehidupan yang sesungguhnya, yakni kehidupan akhirat yang abadi. Di sinilah perlunya muhasabah, apakah kita termasuk orang yang beruntung atau merugikah? Dan apa bekal kita untuk menghadapi akhirat kelak?

Hidup di dunia tiada lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan, tidak semata-mata Rasulullah saw. menganjurkan kita untuk banyak mengingat perihal kematian, melainkan ada hikmah dan fadhilah yang mesti dihayati dalam menjalani kehidupan ini. Sebagaimana sabdanya, "Perbanyaklah mengingat mati karena sesungguhnya mengingat mati dapat membersihkan dosa-dosa, dan menanamkan rasa zuhud terhadap perkara duniawi. Apabila kalian mengingatnya di saat kaya, niscaya mengingat mati dapat meruntuhkannya. Dan apabila kalian mengingatnya di saat miskin, niscaya hal ini akan membuatmu rela dengan keadaan penghidupanmu" (HR. Ibnu Abu Ad-Dunya melalui Anas ra.)

Akan tetapi, manusia yang disibukkan dengan urusan duniawi semata (yang bukan untuk akhirat), pada umumnya enggan, takut, dan berpaling untuk membicarakan serta mengingat kematian. Sebagian di antara manusia menganggap kematian adalah sosok yang menakutkan serta beranggapan bahwa kematian adalah sebuah peristiwa yang sangat mengerikan dan tidak perlu untuk diperbincangkan. Padahal kita hidup ada dalam beberapa fase, yang setelah kehidupan dunia ini, alam kubur sedang menanti.

Cobalah kita renungi makna hadis Rasulullah saw. "Seandainya kalian mengetahui seperti apa yang aku (Nabi) ketahui, niscaya kalian sedikit tertawa dan banyak menangis, dan kalian tidak akan enak makan dan minum." (HR. Hakim melalui Abu Adz-Dzar r.a.)

Maksud dari hadis tersebut adalah seandainya umat manusia mengetahui perihal ghaib yang ditampakkan Allah kepada beliau (Nabi saw.) mengenai azab kubur, siksa neraka, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan dahsyatnya azab Allah, niscaya kita akan sedikit tertawa dan banyak menangis bahkan tidak enak makan dan minum. Kesimpulannya, bahwa hidup di dunia ini harus hati-hati dalam menjalaninya. Sebab, semua amal yang telah dilakukan selama hidup akan ditampakkan dan beri imbalan yang setimpal dengan seadil-adilnya.

Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (Q.S. Al Zalzalah [99]: 7-8).

Dengan mengingat kematian, kita akan merasa kecil di hadapan Allah SWT yang mana kita sebenarnya tidak memiliki apa-apa, semua harta, pangkat, dan kekayaan adalah milik Allah SWT yang diamanahkan kepada hamba-Nya. Hanyalah amal dan kebajikan selama hidup yang akan mendampingi kita hingga akhirat.

Mengingat kematian adalah sunnah Nabi saw. yang apabila kita menghayatinya akan menambah kezuhudan dalam perkara duniawi. Sebab orang yang paling zuhud adalah orang yang selalu mengingat mati dengan mengutamakan pahala akhirat. Ia pun menganggap kematian lebih dekat dari hari esok, bahkan lebih dekat lagi.

Nabi saw bersabda, "Orang yang paling zuhud adalah orang yang selalu mengingat kuburan (kematian) dan kebinasaan serta meninggalkan perhiasan dunia yang mewah karena memilih pahala (kehidupan akhirat) yang abadi daripada perhiasan dunia yang pasti binasa. Juga tidak menganggap bahwa hari esok adalah hari kematiannya, ia menganggap (meyakini) bahwa dirinya pasti mati." (HR. Baihaqi melalui Adh-Dhahhaq secara mursal).

Kematian adalah ketentuan yang mutlak pasti datang dari Allah. Di samping itu, sebagai hamba Allah janganlah mengharapkan kematian cepat datang, namun apa yang telah kita persiapkan untuk menghadapi mati. Al-Faqih Abu Laits as-Samarqandhi berkata, "Barangsiapa merasa yakin dan mengetahui bahwa kematian pasti akan datang kepadanya, maka ia harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan senantiasa mengerjakan amalan yang baik serta menjauhi amalan yang buruk. Karena, seseorang tidaklah tahu kapan kematian itu akan datang." (Tanbiih al-Ghaafiliin, 2003: 11).

Selanjutnya Al-Faqih mengutip perkaataan Ka'ab yang dimintai keterangan oleh Umar ra. perihal kematian. Umar ra. berkata kepada Ka'ab, "Wahai Ka'ab ceritakanlah kepada kami tentang mati." Ka'ab berkata, "Sesungguhnya mati itu ibarat pohon berduri yang dimasukkan ke dalam perut anak Adam (manusia); dan setiap duri itu mengait pada urat-urat (di dalamnya), lalu ditarik oleh seseorang yang sangat kuat sehingga terputuslah urat yang bisa putus dan tersisalah apa yang tidak putus." (Ibid, hlm. 12)

Related Posts with Thumbnails